Hari Sabtu, hari Minggu, aku dikota pahlawan, duabelas jam sudah langkahku ada disini, Stasiun Gubeng Surabaya tempat pertama langkah kakiku menepak, menyusur dan mengitar. Itulah yang kurasa ketika sabtu malam pukul 20.52 WIB ku tiba di Surabaya. Saat itu aku tak tahu arah dan tak tahu tempat yang akan dituju, serasa aliran sungai yang mengalir menuju ke lautan lepas. Keadaan yang kulihat pertama dan terekam dipikiranku hanyalah puluhan hotel dan mall yang berdiri kokoh menjulang tanpa batas dan menghilangkan unsur komoditi yang berbasis kerakyatan. Berbeda tiga ratus enam puluh derajat dari kehidupanku di kota pelajar, Yogyakarta. Tapi inilah faktanya, setiap kota memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Demi mencari ciri khas tersebut, aku berjalan bebas di kota Surabaya dan setelah melangkah sekitar satu kilometer lebih dari stasiun, saat itu juga aku melihat dari jarak setengah kilometer terlihat jelas objek besar namun itu bukanlah hotel ataupun mall tetapi merupakan kapal selam yang dijadikan salah satu monumen di Surabaya. Ku coba mendekat dan mencari tahu bagaimana isi dari Kapal selam tersebut. [to be continue]
0 komentar:
Posting Komentar